Menamakan Karakter Aswaja Melalui Metode Pembiasaan di Pondok Pesantren
Abstract
Pesantren sejak awal adalah pelaku utama dalam menjalankan ajaran aswaja. Darah kepesantrenan dari generasi ke generasi adalah paham ahlus sunnah wal jama’ah. Pesantren membangun tradisi melalui pendidikan dan kebudayaan yang bergerak bersama paham tersebut, yang terus bertahan dari tahun ke tahun. Keberadaan Pesantren mampu menanamkan nilai-nilai keaswjaan melalui berbagai kegiatan Pesantren, yang di dalamnya penuh dengan amalan aswaja (terutama aswaja nahdhiyah) seperti kegiatan tahlilan, dzikir, istighatsah, maulidan, yasinan, dan lain-lain, melalui penerapan metode pembiasaan pada santri. Hal ini menjadi efektif sebab pendidikan pesantren menerapkan semacam full day school: Kegiatan Pembelajaran penuh, dari pagi hingga pagi lagi.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.